Kamis, 26 Juni 2014

Tata Rias Dan Tata Busana



TATA RIAS DAN BUSANA 

 Tata Rias dan Tata Busana dua serangkai yang tidak dapat dipisahkan untuk penyajian suatu garapan tari. Seorang penata tari perlu memikirkan dengan cermat dan teliti tata rias dan tata busana yang tepat guna memperjelas dan sesuai dengan tema yang disajikan dan akan dinikmati oleh penonton. Untuk itu memilih desain pakaian dan warna membutuhkan pemikiran dan pertimbangan yang matang karena kostum berfungsi untuk memperjelas pemeranan pada tema cerita.
Dibawah ini  akan dijelaskan pengertian dari Tata Rias


  • Tata Rias 


Tata rias merupakan cara atau usaha seseorang untuk mempercantik diri khususnya pada bagian muka atau wajah, menghias diri dalam pergaulan. Tata rias pada seni pertunjukan  diperlukan  untuk menggambarkan/menentukan watak di atas pentas. Tata rias adalah seni menggunakan bahan-bahan kosmetika untuk mewujudkan wajah peranan dengan memberikan dandanan atau perubahan pada para pemain di atas panggung/pentas dengan suasana yang sesuai dan wajar (Harymawan, 1993: 134). Sebagai penggambaran watak di atas pentas selain acting yang dilakukan oleh pemain  diperlukan adanya tata rias sebagai usaha menyusun  hiasan terhadap suatu objek yang akan dipertunjukan.

Tata rias merupakan aspek dekorasi, mempunyai berbagai macam kekhususan yang masing-masing memiliki keistimewaan dan ciri tersendiri. Dari fungsinya rias dibedakan menjadi delapan macam rias yaitu: 

  • Rias aksen, memberikan tekanan pada pemain yang sudah mendekati peranan yang akan dimainkannya. Misalnya pemain orang Jawa memerankan sebagai orang Jawa hanya dibutuhkan aksen atau memperjelas garis-garis pada wajah.

  • Rias jenis, merupakan riasan yang diperlukan untuk memberikan perubahan wajah pemain berjenis kelamin laki-laki memerankan menjadi perempuan, demikian sebaliknya. 

  • Rias bangsa, merupakan riasan yang diperlukan untuk memberikan aksen dan riasan pada pemain yang memerankan bangsa lain. Misalnya pemain bangsa Indonesia memerankan peran bangsa Belanda. 

  • Rias usia, merupakan riasan  yang mengubah seorang muda (remaja/pemuda/pemudi) menjadi orang tua usia tujuh puluhan (kakek/nenek). 

  • Rias tokoh, diperlukan untuk memberikan penjelasan pada tokoh yang diperankan. Misalnya memerankan tokoh Rama, Rahwana, Shinta, Trijata, Srikandi, Sembadra, tokoh seorang anak sholeh, tokoh anak nakal.

  • Rias watak, merupakan rias yang difungsikan sebagai penjelas watak yang diperankan pemain. Misalnya memerankan watak putri luruh (lembut), putri branyak (lincah), putra alus, putra gagah.

  • Rias temporal, riasan berdasarkan waktu ketika pemain melakukan peranannya. Misalnya pemain sedang memainkan  waktu bangun tidur, waktu dalam pesta, kedua contoh tersebut dibutuhkan riasan yang berbeda.

  • Rias lokal, merupakan rias yang dibutuhkna untuk memperjelas keberadaan tempat pemain. Misalnya rias seorang narapidana di penjara akan berbeda dengan rias sesudah lepas dari penjara. 

Untuk dapat menerapkan riasan yang sesuai dengan peranan, diperlukan pengetahuan tentang berbagai sifat bangsa-bangsa, tipe dan watak bangsa tersebut. Selain itu diperlukan pula pemahaman tentang pengetahuan anatomi manusia dari berbagai usia, watak dan karakter manusia, serta untuk seni pertunjukan tari dibutuhkan pengetahuan tentang karakter dan tokoh pewayangan.

  • Tata Busana 

Busana (pakaian) tari merupakan segala sandang dan perlengkapan (accessories) yang dikenakan penari di atas panggung.
Tata pakaian terdiri dari beberapa bagian

  • Pakaian dasar, sebagai dasar sebelum mengenakan pakaian pokoknya. Misalnya, setagen, korset, rok dalam, straples.
  • Pakaian  kaki, pakaian yang dikenakan pada bagian kaki. Misalnya binggel, gongseng, kaos kaki, sepatu.

  • Pakaian tubuh, pakaian pokok yang dikenakan pemain pada bagian tubuh mulai dari dada sampai pinggul. Misalnya kain, rok, kemeja,  mekak, rompi, kace, rapek, ampok-ampok, simbar dada, selendang, dan seterusnya.

  • Pakaian kepala, pakaian yang dikenakan pada bagian kepala. Misalnya berbagai macam jenis tata rambut (hairdo) dan riasan bentuk rambut (gelung tekuk, gelung konde, gelung keong, gelung bokor, dan sejenisnya). 
  • Perlengkapan/accessories, adalah perlengkapan yang melengkapi ke empat pakaian tersebut di atas untuk memberikan efek dekoratif, pada karakter yang dibawakan. Misalnya perhiasan gelang, kalung, ikat pinggang, kamus timang/slepe ceplok, deker (gelang tangan), kaos tangan, bara samir, dan sejenisnya.

Perlengkapan atau alat yang dimainkan pemeran di atas pentas disebut dengan istilah property. Misalnya, selendang, kipas, tongkat, payung, kain, tombak, keris, dompet, topi, dan semacamnya. 

Tata rias dan busana ini berkaitan erat dengan warna, karena warna di alam seni pertunjukan berkaitan dengan   karakter seorang tokoh yang dipersonifikasikan kedalam warna busana yang dikenakan beserta riasan warna make up oleh tokoh bersangkutan oleh karenanya warna dikatakan sebagai simbol. Dalam pembuatan busana penari, warna dapat juga digunakan hanya untuk mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan keindahannya saja dalam memadukan antara yang satu dengan lainnya. Dalam pembuatan kostum, warna  menjadi syarat utama karena begitu dilihat warnalah yang membawa kenikmatan utama. Di dalam buku Dwimatra (2004: 28 – 29) warna dibedakan menjadi lima yaitu, warna primer, sekunder, intermediet, tersier, dan kuarter.

  • Warna primer  yaitu disebut juga warna pokok/warna utama, yang terdiri dari warna merah, kuning, dan biru.. Warna  merah adalah simbol keberanian, agresif/aktif. Pada dramatari tradisional warna tersebut biasanya dipakai oleh raja yang sombong, agresif/aktif. Misalnya: Duryanada, Rahwana, Srikandi. Warna biru mempunyai kesan ketentraman dan memiliki arti simbolis kesetiaan. Pada drama tradisional warna tresebut dipakai oleh seorang satria atau putri yang setia kepada Negara dan penuh pengabdian. Misalnya; Dewi Sinta, Drupadi. Warna kuning mempunyai kesan kegembiraan.

  • Warna sekunder adalah warna campuran yaitu hijau, ungu, dan orange.

  • Warna intermediet adalah warna campuran antara warna primer dengan warna dihadapannya. Misalnya warna merah dicampur dengan hijau, biru dengan orange, kuning dengan violet.

  • Warna tersier adalah campuran antara warna primer dengan warna sekunder yaitu warna merah dicampu orange, kuning dengan  orange, kuning dengan hijau, hijau dengan biru, biru dengan violet, violet dengan merah.

  • Warna kuarter yaitu percampuran antara warna primer dengan warna tersier, dan warna sekunder dengan tersier yang  melahirkan 12 warna campuran baru..

  • Warna netral yaitu hitam dan putih. Warna hitam memberikan kesan kematangan dan kebijaksanaan. Pada drama tradisional biasa dipakai oleh satria, raja, dan putri yang yang bijaksana. Misalnya Kresna, Puntadewa, Kunti. Sedangkan warna putih memberikan kesan  muda, memiliki arti simbolis kesucian. Di dalam drama tradisional warna tersebut dipakai oleh pendeta yang dianggap suci.  

Warna-warna tersebut di atas dapat digolongkan menjadi dua bagian sesuai dengan demensi, intensitas,  terutama bila dikaitkan dengan emosi seseorang yang disebut dengan warna panas dan warna dingin. Warna panas yaitu merah, kuning, dan orange. Warna dingin terdiri atas hijau, biru, ungu, dan violet. 
 Dalam pembuatan pakaian tari warna dan motif kain menjadi perhatian dan bahan pertimbangan, karena berhubungan erat dengan peran, watak, dan karakter para tokohnya.  Warna sebagai lambang dan pengaruhnya terhadap karakter dari tokoh (pemain). Penggunaan warna dalam sebuah garapan tari dihubungkan dengan fungsinya sebagi simbol, di samping warna mempunyai efek emosional yang kuat terhadap setiap orang.
Warna biru memberi kesan perasaan tak berdaya (tidak merangsang), terkesan dingin. Warna hijau  memberi kesan dingin. Warna kuning dan orange memberi kesan perasaan riang, menarik perhatian. Warna merah memberi kesan merangsang, memberi dorongan untuk berpikir (dinamis). Warna merah Jambu mengandung kekkutan cinta. Warna Ungu memberi kesan ketenangan.

Seni Miniatur



Seni Miniatur




Seni miniatur adalah seni. Seni miniatur adalah seni khusus, bukan seni baru. Selama berabad-abad telah dianggap sebagai bentuk seni. Seni miniatur paling sering bekerja sangat rinci, indah dalam warna dengan kekuatan komposisi yang bisa lebih dari bersaing dengan lukisan yang lebih besar. Sebuah panduan komposisi membutuhkan, lembut tidak lebih dari skala 1/6th dari subjek yang sebenarnya. 

Sebuah miniatur biasanya memakan selama atau lebih lama untuk menghasilkan sebagai sebuah karya besar seni. Sebuah miniatur halus dapat diperbesar berkali-kali dan masih akan terus bersama-sama sebagai sebuah karya seni baik ukuran jauh lebih besar. Kebanyakan seniman dapat bekerja besar, tetapi hanya sedikit memiliki keterampilan dan disiplin untuk bekerja miniatur. Ini bentuk seni yang unik, berdasarkan skala menit, jejak akarnya kembali ke lukisan buku dan manuskrip dari abad ke 7. Ada banyak perdebatan tentang apakah ada teknik untuk dianggap sebagai teknik terbaik, lebih akurat, atau paling benar ... Teknik seperti stippling, penetasan dan pointilisme kadang-kadang hanya ditemukan di bawah pembesaran. Jawabannya adalah untuk mempelajari orang lain dari masa lalu dengan teknik present.Whatever digunakan, maka harus ditangani dengan teliti dan pengerjaan yang sempurna. Seni miniatur kadang-kadang mengalahkan kepercayaan penonton seperti apa yang mungkin bagi seniman untuk menciptakan sedemikian ruang kecil.  Daya tarik manusia dengan menciptakan dalam skala kecil telah dibuktikan dalam banyak peradaban dunia. Yunani kuno menghiasi dinding mereka dengan mural kecil sementara koin dan cincin melahirkan potret terukir. Pada Abad Pertengahan, biarawan sering menghiasi halaman naskah dengan iluminasi halus dan berbatasan mereka dengan pigmen merah yang disebut memimpin minium dari mana miniatur kemudian berkembang. Elizabethan Inggris tercatat untuk potret miniatur pada gading vellum dan kemudian, yang menjabat banyak foto-foto kecil lakukan hari ini. Suatu bentuk yang sangat pribadi seni, itu mudah dibawa dalam saku atau liontin. Masa eksplorasi dan kolonisasi membawa miniatur untuk pantai Amerika di mana warisan Eropa segera mencerminkan pengaruh dari Dunia Baru dan tantangan dan kebebasan. Munculnya fotografi pada pertengahan abad kesembilan belas drastis mengurangi daya tarik potret miniatur. Namun, cinta menciptakan seni "di kecil" tidak mati. 

Akhir abad terakhir dan tahun-tahun awal abad kedua puluh menyaksikan masa kebangkitan kembali minat dalam miniaturism diikuti agak kemudian oleh kebangkitan saat ini. Praktisi Hari ini Miniaturism Amerika mencapai jauh melampaui bidang potret, merangkul berbagai materi pelajaran, media dan teknik.

 Pada sisi praktis, seni miniatur, dengan persyaratan minimal yang ruang dan perbandingan biaya yang menguntungkan, menempatkan seni rupa asli dalam jangkauan baik pecinta seni dan kolektor.

Macam- macam Seni Miniatur

·        Maket

Digunakan untuk:

-   Memperlihatkan arsitektur/rancangan bangunan atau rancangan suatu produk sebelum bangunan atau produk sesungguhnya dibuat.
-         Mengetahui keadaan dan kenampakan lokasi suatu tempat secara keseluruhan.
-         Memanipulasi penampakan objek dalam pembuatan film.



·        Diorama
Diorama adalah maket yang dikemas dalam bentuk etalase yang memperlihatkan keadaan/peristiwa bersejarah atau lingkungan alam suatu bentuk kehidupan.



Seni Arsitektur



 
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.

Beberapa contoh seni arsitektur :

Metropol Parasol 




Metropol Parasol yang merupakan bagian dari Plaza de la Encarnacíon di Seville.Bangunan ini baru selesai dibangun tahun ini setelah lima tahun pembangunan. Uniknya bangunan ini terbuat dari kayu, menjadikan bangunan ini sebagaian salah satu seni instalasi kayu terbesar di dunia.
Bangunan ini berbentuk seperti sarang lebah, di dalamnya terdapat museum arkeologi, pasar petani, dan atap panoramic. Struktur berlubang nya menawarkan keteduhan bagi pengunjung.
Perancangnya, Jürgen H. Mayer, mengatakan, "Bentuk bangunan ini terinspirasi oleh kubah katedral Sevilla", hasil karyanya ini disebut katedral tanpa dinding. Desainnya sendiri memadukan antara kayu dan besi.

DENVER  


DENVER - Bagi mereka yang mengagumi karya awal Daniel Libeskind itu, lintasan baru-baru ini telah menyakitkan untuk menonton. Setelah melonjak ke ketenaran pada tahun 1999 dengan bentuk zig-zag menggugah Museum Yahudi di Berlin, ia telah menderita penghinaan dalam perannya sebagai perencana master di ground zero, tidak begitu banyak untuk desain sebagai penolakan yang konsisten untuk berdiri untuk itu. Dan bangunan terburuknya, seperti sebuah museum perang 2002 di Inggris menyarankan pecahan bola dunia patah, bisa tampak seperti karikatur estetika sendiri.

Masjid Rahmatan Lil-Alamin


Masjid Rahmatan lil Alamin dibangun di Kampus Al-Zaytun, Indramayu, Jawa Barat. Mesjid ini sangat megah. Masjid ini bisa disebut sebagai salah satu mesjid terbesar di dunia yang berukuran 6 hektar dan berlantai 6 dengan kapasitas mencapai 100.000 orang.

Bangunan romawi Arsitektur romawi 


dalam membuat bangunan menggunakan teknik yang belum dikenal oleh bangsa Yunani dan masih digunakan oleh bangsa-bangsa sesudahnya, termasuk di zaman sekarang, yaitu teknik cor beton. Bisa dibayangkan bagaimana teknik ini digunakan pada saat bangsa lain masih menggunakan tumpukan batu atau batu bata dengan menggunakan semacam aci sebagai perekatnya. Seni bangunan yang didirikan oleh bangsa Romawi tidak hanya berfungsi sebagai bangunan peribadatan keagamaan, tetapi sebagai bangunan yang bersifat keduniawian. Sampai sekarang bangunan-bangunan kuno hasil kreativitas bangsa Romawi ini masih bisa dilihat, berdiri kokoh laksana bangunan yang dibuat setelah abad 20.

Masjid Islamic Centre, Samarinda


Masjid Islamic Centre, Samarinda terletak di Jl Slamet Riyadi, Samarinda, Kalimantan Timur. Bangunan masjid ini memiliki kubah utama dan ornamen-ornamen keemasan yang amat cantik. Sumber inspirasi desain masjid yang amat besar ini berasal dari Masjid Nabawi yang bersuasana religius di Madinah dipadukan dengan Masjid Agung yang artistik di Turki.